Minggu, 22 Juli 2012

Tangan di Atas Lebih Mulia, daripada Tangan di Bawah

Tangan di Atas Lebih Mulia, daripada Tangan di Bawah

Seorang kawan berkirim pesan via bbm, curhat seputar perjalanan hidupnya yang harus menyelesaikan berbagai persoalan di keluarganya, berkaitan dengan urusan keuangan. Hingga ia mengatakan “saya terus memenuhi kebutuhan mereka, menyelesaikan semua persoalan mereka, sementara untuk memenuhi keinginan sendiri terus tertunda”. Saya menjawab “Tuhan memang tidak selalu memenuhi apa yang kita inginkan, tapi Tuhan selalu mengabulkan apa yang kita butuhkan”.
“Karena bahasanya masih keinginan, sementara keinginan sumbernya dari syahwat nafsu, maka boleh jadi Tuhan menganggap hal itu belum saatnya terpenuhi, sementara saudara lebih membutuhkan. Oleh karenanya ganti bahasanya, jangan keinginan tapi kebutuhan”
“Tuhan sudah memilihmu untuk menjadi talang rezeki bagi saudaramu itu. Kamu harus bersyukur diberi keberlimpahan rezeki, menjadi talang yang mengalir dengan derasnya.”. Itulah beberapa penggalan isi bbm saya dengan seorang kawan tersebut.
Terkadang tanpa sadar kita sudah diberikan tugas dan dipercaya oleh Tuhan sebagai “talang rezeki” orang lain. Kita diberikan kelancaran luar biasa dalam hal mencari rezeki, dan diberikan kelembutan hati untuk selalu meringankan beban orang lain, membereskan beban kesulitan orang lain. Betapa berbahagianya jika kita berada dalam situasi kehidupan seperti itu.
Tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah. Memberi lebih mulia daripada meminta. Mindset berfikir orang yang dalam situasi apapun selalu menempatkan tangannya selalu diatas akan diberikan selalu kemudahan oleh Tuhan. Akan selalu diberikan jalan keluar dari arah yang tak disangka-sangka. “Aku cinta orang kaya yang dermawan, tapi aku lebih cinta orang miskin yang dermawan. Aku benci orang kaya yang sombong. Tapi Aku lebih benci orang miskin yang sombong” begitu firman Tuhan dalam hadist qudsinya.
Menjadi talang rezeki Tuhan, merupakan anugrah terbesar setelah menempel kokohnya Iman dalam hati kita berikut keadaan lahir bathin tubuh yang sehat. Karena kita hidup didunia hakikatnya hanyalah berkebun, bercocok tanam amal kebajikan. Buahnya nanti kita dapatkan sebagai bekal dalam keabadian hidup pasca kematian.
Semoga kita mampu untuk memelihara mindset dan akhlak kita, bahwa Tangan diatas lebih mulia daripada tangan dibawah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar